Wednesday, 14 February 2018

Kisah usaid membaca al-quran

Satu Malam Usaid bin Hudhair sedang membaca al-Qur’an. Dalam Riwayat Imam Bukhari disebutkan bahwa yang dibaca adalah surat al-Baqarah.

Di dekatnya ada kuda yang diikat. Di tengah2 bacaan, kuda yang terikat itu berputar-putar. Usaid pun berhenti seraya melakukan memeriksanya. Rupanya, ia tak mendapati apa pun yang menyebabkan kudanya berputar-putar. Dan saat Usaid menghentikan bacaannya, kudanya tenang kembali. Maka Usaid pun melanjutkan bacaannya.

Ketika itu, kudanya kembali berputar-putar. Kemudian, Usaid pun menghentikan bacaannya. Seperti terulang, kudanya pun kembali tenang. Berkali-kali begitu, kudanya berputar saat Usaid membaca al-Qur’an, dan kembali tenang ketika ia menghentikan bacaan. Di sana anaknya yang bernama Yahya tidur di dekat tambatan kudanya, Usaid pun menghentikan bacaan.

Kemudian, dia melihat ke langit. Di sana, ia melihat cahaya putih seperti lampu yang bergerak ke atas, hingga menghilang.

...........................................

Pagi Usaid menghadap kepada Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengadukan apa yang ia alami. Sesaat setelah kisah sahabatnya itu usai dituturkan, Nabi s.a.w bertanya,

“Wahai putera Hudhair, jika engkau terus membacanya…” Belum selesai, Usaid menjelaskan bahwa ada anaknya yang tengah tertidur pulas di dekat tambatan kuda. Dan Usaid menceritakan cahaya seperti lampu yang dilihatnya.

“Tahukah engkau, apa itu?” tanya Nabi.

“Tidak, ya Rasulullah.” jawab Usaid.

Rasul pun menuturkan,

“Itulah malaikat yang mendekat untuk mendengarkan bacaanmu. Seandainya engkau terus membacanya (sampai pagi), niscaya pada pagi hari itu manusia akan dapat melihat malaikat tersebut tanpa terhalang.”

Inilah di antara hikmah dan kandungan agung dari surat al-Baqarah secara khusus dan membaca al-Qur’an secara umum.

Bahawa malaikat akan senantiasa mendengarkan bacaan seseorang, kemudian mendoakan siapa yang berkumpul di sebuah majlis untuk membaca, menghafal, dan menadabburi apa yang terkandung di dalam kitab suci kaum muslimin itu.

Maka, jika inginkan turunnya malaikat ke rumahmu, perbanyaklah membaca al-Qur’an di dalamnya.

"Ya Allah, jadikanlah al-Qur’an sebagai teman kami di dunia dan syafaat bagi kami kelak di Hari Kiamat."

Ameen Ya Robbal 'alamin

t.me/seindahsabar

Thursday, 8 February 2018

💥 MiniSkirt 💥

Baju senteng 😣

Malunyee nk keluar mana2 😣

Sayang nk buang sebab masih elok lagi .. hurmmm ,apa nk buat nihhh! 😫

Inilah dilema yg dihadapi oleh setiap wanita🤗.
...........................

Haaa...kini kami mempunyai jawapan untuk masalah anda 😍

👗 Mini Skirt 👗

seharusnya menjadi pilihan anda. Sebab apa? 👇

✔️Mampu milik semestinya
✔️Senang dipakai  n kemas
✔️selesa tuk bergerak
✔️Material sgt2 selesa n ringan
✔️ nmpk style n Aurat terjaga  pastinya

________________

Price : Rm20 (EXC Postage)
Material : material Gred A jersey
Size : Free Size (S - XXL)
Item : 8 Colours 😍
________________

Telegram  : t.me/TheModiccaShopee
Instagram : @Themodicca.co
Instagram : @miniskirt_rm20

Nak tanye dlu boleh /direct order un boleh😘

http://www.wasap.my/+601139058554

BIARLAH IMAN TERUS BERBICARA😉

Adakalanya apabila kesedihan memuncak, kita jadi buntu.
Jalan ketenangan yang dicari semakin kabur. Di mana dan ke mana hendak dibawa hati?

Pada siapa hendak diadukan segala yang menanah di dada. Semua kesayangan dan kepercayaan tidak dapat menolong lagi.

Hanya kita … hanya kita yang tinggal keseorangan, terkontang-kanting untuk merawat luka sendiri. Hati bertanya, mengapa sekuat ini Allah mendugaku?

Mengapa seganas ini ombak yang diutus untuk menghempas pantai jiwaku?

Ingatlah, walau sekuat mana pun ujian yang melanda, jangan sampai kehilangan pedoman. Kita ini hamba Allah . Ujian itu sesungguhnya “utusan”Nya. Ia adalah satu panggilan yang membisik ke dalam hati untuk kita kembali kepada-Nya.

Bukankah kalimah istirja’ setiap kali ujian menimpa datang dengan peringatan bahawa kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan dikembalikan?

Nestapa dan derita itu sesungguhnya panggilan cinta daripada Allah untuk hamba-Nya. Datang dengan satu “pujukan” agar jangan pernah melupakan-Nya. Jika kita tega melupakan-Nya, bakal berlaku derita yang jauh lebih parah.

Nestapa kehilangan cinta Allah jauh lebih dahsyat berbanding kehilangan kasih manusia dan nikmat dunia. 
Justeru, agar kita tidak lupa, Tuhan memanggil kita.

Tuhan memanggil kita untuk kembali kepada-Nya. Bisikkan ke hati, “Isteri yang kaucintai, bukan cinta hakiki. Suami yang kausayangi, bukan cinta sejati.

Apatah lagi, rumah, kenderaan dan wang ringgitmu, semua itu bukan teman sejatimu. Amat berbahaya jika kita bergantung bahagia dan berjaya pada semua itu. Cinta Allah sahaja yang kukuh, cinta selainnya rapuh.”

Sekian lama pada semua itu cinta kita berpaut … sedangkan itu semua umpama dahan yang reput. Tidak akan mampu setia sebaik sahaja jenazah kita dihantar ke kubur.

Walau sesuci mana, walau seteguh mana, cinta makhluk akan binasa. Kalaupun ada cinta sejati … cinta itu milik Adam dan Hawa, tetapi mereka berdua juga terpisah.

Jika ada cinta yang tiada dusta, itulah cinta Khadijah dan Rasulullah  tetapi cinta itu juga diuji dengan kematian. Agar jangan ada cinta yang lebih agung melebihi cinta Allah di hati Rasulullah .

Justeru, Baginda dididik Allah dengan kematian demi kematian setiap orang yang disayangi dan dicintainya sejak dalam kandungan ibunya lagi. 

Benarlah seperti yang diucapkan sendiri oleh Rasulullah : “Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku dengan ikatan persahabatan dan dukungan hartanya ialah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengangkat seorang Khalil (kekasih terdekat) selain Rabb-ku, nescaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai Khalilku. Namun, cukuplah – antara aku dengan Abu Bakar – ikatan persaudaraan dan saling mencintai kerana Islam. Dan tidak boleh ada satu pun pintu yang tersisa di (dinding) masjid ini kecuali pintu Abu Bakar.”

Begitu juga cintanya Aisyah kepada Rasulullah saw, namun ketika menghadapi fitnah dalam peristiwa Hadisul Ifki, Nabi tidak dapat membelanya.

Kebenaran ketika itu masih “ghaib”. Daripada suami kesayangannya itu, Aisyah hanya mendengar kata-kata: “Hai, Aisyah! Aku telah mendengar tentang apa yang dikatakan orang tentang dirimu. Jika engkau tidak bersalah, maka Allah pasti akan membebaskan dirimu. Jika engkau telah melakukan dosa, maka mintalah ampunan kepada Allah!”  
 
Pada ketika tidak ada seorang pun manusia dapat membantunya. Hanya Allah mengetahui hakikat kebenarannya. Hanya dengan sabra dan solat, Aisyah bermunajat. Setelah sekian lama terhimpit dan tersepit oleh fitnah, akhirnya datanglah bantuan Allah yang membersihkan dirinya daripada fitnah. Ayat cinta daripada Allah pun turun untuk membela kekasih-Nya.

Lalu, datanglah Rasulullah menemui Aisyah dan berkata, “Hai Aisyah, Allah telah menyucikanmu dengan firman-Nya dalam surah al-Nur (24: 11), yang bermaksud: “Sesungguhnya orang yang membawa berita bohong itu adalah daripada golongan kamu juga. Janganlah kamu menganggap bahawa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang daripada mereka mendapat balasan daripada dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”

Hanya Allah, hanya Allah … teman bicara hati kita tatkala hujan ujian melanda. Ajaibnya, iman itu mampu meluntur dan melebur segala kesedihan.

… semoga iman kita terus berbicara. Kerana bicaranya adalah ketenangan!

-Ustaz Pahroi juoi

Ps : T.me/sindiransigadis

HATI ❤

Hati,
Kadangkala kau jadi selembut tisu.
Di carik hancur, di
hanyut air lebur.

Hati,
Kadangkala kau seperti kaca
Di hempas berderai, di
cantum jari yang luka.

Hati,
Kadangkala kau seperti racun
Mendekat kau membunuh,
Menjauh kau berdendam.

Hati,
Kadangkala kau seperti duri
Menusuk sakit,
Ditusuk perit.

Hati,
Kadangkala kau seperti batu
Di tegur salah,
Di biar pun salah.

Hati,
Kadangkala kau seperti api
Disentuh melecur,
Dijauhi berbahang.

Hati,
Kadangkala kau seperti air
Sedia memadamkan api,
Atau melimpahi tenang
Dengan arus dan gelombang.

Hati,
Kadangkala kau seperti besi
Kukuh membenteng deru
Atau cair membentuk perisai
Untuk perjuangan yang belum selesai.

Hati kau atau aku. Biar apapun perangnya
Tetaplah tuhan yang memegangnya.

Moga hati kau,
Hati aku,
Tetap lurus menuju yang satu.

Credit/cp : T.me/sindiransigadis

Diary sebuah pengharapan

  Adakah awak Pernah terlintas : “Kenapa di saat hati ini benar-benar mencintainya, dia tinggalkan aku ?” Saya nak share satu kata² iman as...

MORE TO READ....